- - - - - BERBISNIS DENGAN KEKUATAN SAPU LIDI - - - - -
Udang di Balik Batu:
Kita, sebagai makhluk sosial selalu memiliki komunitas yang dipersatukan oleh kesamaan. Entah itu kesamaan daerah, profesionalisme, almamater, hobi atau banyak hal lainnya. Jika komunitas itu terorganisir dengan baik maka banyak hal yang bisa dilakukan untuk lebih bermanfaat.
Untuk orang per orang dalam komunitas itu, ada penghasilan yang diciptakan dari kerja mereka dan ada pula pengalaman serta pemikiran-pemikiran yang ke depannya dapat dirangkai menjadi besar.
Kondisi inilah yang sebenarnya merupakan peluang dan momentum untuk berpijak di sebuah step stone. Kita siap melompat darinya, karena....
.... Orang-orang dalam komunitas multikompleks dengan berbagai keahlian dan profesionalisme yang dimiliki ...
.... Masing-masing terdidik dengan bermacam pengalaman ...
.... Mereka kuat dengan ikatan emosional yang telah terbangun ...
.... dan mereka saling percaya karena mereka mengenal mereka ...
.... maka sudah waktunya untuk melompat lebih jauh ...
.... untuk sesuatu yang lebih bermakna ...

Niat Ingsun:
Julon Tingdi...maju alon-alon sing penting dadi.... Artinya tidak ada alasan terlambat untuk menggapai impian, karena yang paling penting adalah mewujudkannya. Slogan ini yang mendasarinya ...
Mulai sekarang, kita di komunitas apapun dapat bersama menyatukan hati dan merapatkan barisan guna merintis jalan menuju Peran yang Lebih Bermakna ... membangun visi kemana arah kita dan komunitas kita ke depannya...
Bahan Pencerahan:
Kekuatan Sapu Lidi:
Dari bisnis salah satunya kita dapat berkiprah. Sangat memungkinkan dengan gabungan kapabilitas masing-masing orang dalam satu komunitas...insyaAllah....
Lantas dari mana modal awal untuk bisnisnya? Bukankah untuk memulai bisnis butuh modal? Inilah yang saya sebut dengan “Kekuatan Sapu Lidi”. Sebagian besar kita
sekarang pasti sudah terjerat dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berumah tangga, pastinya tidak sedikit dong! Boro-boro buat investasi, rumah saja masih KPR, belum lagi cicilan mobil. Pusing...

Di sini peran dan kekuatan komunitas. Dihitung orang-perorang memang kecil kekuatan investasi kita. Tapi bagaimana kalau digabungkan? Bisa kita hitung. Satu komunitas ada 60-an orang, jika saja masing-masing menyisihkan Rp 2 juta untuk investasi maka total sudah ada modal awal Rp. 120 juta. Dengan modal sebesar itu, sudah banyak bisnis mikro dengan profit margin bagus yang dapat dilaksanakan. Bisnis apa itu? Perlu rembug internal antar anggota komunitas ....
Berbisnis dan Beramal:
Komunitas kita yang Lebih Bermakna.... akan lebih bermakna jika orang lain ikut merasakannya. Sebagai sebuah komunitas, kita mampu membentuk sebuah wadah untuk kepentingan sosial, seperti bantuan kepada korban bencana alam, beasiswa pendidikan, dll. Bahkan jangka panjangnya anak cucu kita pun dapat kita danai pendidikannya.
Dari mana dana untuk membiayai misi sosial ini? Belum lagi untuk biaya operasionalnya? Begini jawabannya. Mengingat dibutuhkannya dana untuk bergulirnya misi sosial ini, maka dibutuhkan kontinuitas pendanaan. Dari mana sumbernya? Lagi-lagi sumber pendanaan yang paling memungkinkan adalah dari bisnis yang kita ciptakan bersama-sama, karena dari bisnislah pendapatan dapat diupayakan. Tentu saja dengan manajemen yang baik sehingga bisnis dapat dijalankan dengan baik dan berpotensi berkembang.

Bisnisnya apa? Nah, inilah yang bisa di rembug antar anggota komunitas. Bisnis yang layak jalan dan disetujui semua anggota seharusnya bisa langsung diinisiasi, dimana untuk memulai dan menjalankan bisnis tersebut tidak harus melibatkan semua anggota, cukup satu atau beberapa orang, asalkan ada mekanisme pertanggungjawaban yang memastikan bahwa kesepakatan sharing dapat terealisasi dengan baik.
Akhirnya, di bawah payung komunitas kita terdapat banyak potensi bisnis yang mengarah ke sebuah Korporasi. Tentu saja butuh waktu yang tidak sebentar, tapi ini adalah utopianya, butuh melangkah dulu untuk mewujudkannya.
Jika semua ini berjalan, artinya kita telah berbisnis dan beramal secara bersama-sama.
Skema yang Dapat Dibangun:
Bisnis yang baik akan menciptakan profit. Bagian profit nantinya dapat digunakan untuk menjalankan misi sosial dan ‘misi tambahan’ kita untuk memenuhi kebutuhan hidup kita masing-masing.
Bagaimana skema peran masing-masing anggota komunitas dalam pendanaan awal bisnisnya? Analoginya seperti kepemilikan saham di perusahaan, dimana Rp 1 juta seperti yang disebutkan di atas adalah seperti selembar saham. Makin banyak saham, makin banyak deviden akhir
tahun yang diperoleh oleh penanam modal. Atau skemanya lain? Bisa dirembugkan bersama....

Penutup:
Selamat mencoba... Semoga kedepannya dapat memberikan manfaat yang berarti. Terima kasih...